Selasa, 10 Julai 2012

Syekh Ahmad bin Muhammad Zain


Syekh Ahmad bin Muhammad Zain bin Mustafa bin Muhammad bin Muhammad Zainal Abidin, lebih dikenal dengan nama Syekh Ahmad al-Fathani, dilahirkan pada tanggal 10 April 1856 M/5 Sya‘ban 1271 H di Jambu, Jerim, Pattani, Thailand Selatan. Ayah dan ibunya merupakan keturunan pembesar Daulah Fathani Darussalam. Sedangkan kakeknya, Syekh Mustafa al-Fathani, yang bergelar ‘Datuk Panglima Kaya Fathani‘ adalah seorang hakim yang bertugas menentukan sah dan tidaknya pelantikan seorang raja dan pembesar kerajaan di Daulah Fathani Darussalam, Thailand Selatan.

Ia lahir dalam kondisi negerinya tertindas dan terjajah, sehingga memaksa dia dan orang tuanya untuk pindah ke Mekah, Saudi Arabia. Sebelum hijrah ke Mekah, Syekh Ahmad al-Fathani pernah belajar ilmu agama kepada ayahnya, Muhammad Zain dan seorang ulama Daulah Fathani Darussalam, Syekh Abdul Kadir Mustafa. Pada tahun 1860, ia hijrah ke Mekah, mengikuti ayah dan ibunya, untuk menuntut ilmu agama.

Di Mekah, ia memiliki kesempatan untuk belajar agama kepada beberapa ulama, baik ulama Melayu ataupun ulama Arab yang bermukim di kota ini. Dengan demikian, ia tumbuh dan besar dalam lingkungan dan budaya yang sangat menghargai ilmu pengetahuan. Selama di Mekah, ia menunjukkan diri sebagai anak yang rajin belajar. Ia dikenal memiliki kemampuan menghafal yang luar biasa. Dalam usianya yang masih sangat belia, ia telah mampu mengajar ilmu tata bahasa Arab (nahwu dan sharaf).

Syekh Ahmad al-Fathani kemudian pergi ke Baitul Maqdis untuk menuntut ilmu kedokteran/ilmu tabib. Menurut riwayat, beliaulah orang Melayu pertama yang mahir ilmu tabib dan mendapat pendidikan khusus di bidang tersebut.Pendidikan ketabiban yang dikuasainya telah membedakan dirinya dengan tabib-tabib tradisional saat itu. Di kota Baitul Maqdis inilah ia mendapat inspirasi untuk menulis bukunya yang berjudul “Thayyib al-Ihsan fi Thib al-Insan”.

Setelah itu, ia kembali ke Mekah untuk meneruskan belajar kepada guru-guru Pattani, seperti Syekh Daud bin Abdullah al-Fathani. Beberapa tahun kemudian, ia pergi menuntut ilmu ke Mesir; negeri yang terkenal sebagai pusat ilmu pengetahuan keislaman dengan kemegahan Universitas Al-Azharnya. Di negeri ini, ia tercatat sebagai pelajar pertama dari Asia Tenggara. Sekembalinya dari Mesir, ia kemudian mengajar di Mekah selama kurang lebih 15 tahun.

Menurut riwayat, selama belajar di Mesir, Syekh Ahmad Al-Fathani telah mulai menu­lis buku-buku tentang ilmu tata bahasa Arab. Karya-karyanya kemudian dikenal oleh banyak orang sehingga ia dianggap sebagai salah satu pakar bahasa Arab di kota Mekah. Kepakarannya dalam bahasa Arab didengar oleh raja Mekah, sehingga ia kemudian diangkat menjadi ahli bahasa kerajaan (Arab Saudi: sekarang) di bawah pemerintahan Turki Usmani. Ia termasuk salah satu ulama Melayu yang menguasai berbagai disiplin ilmu pengetahuan dan menulis lebih dari 100 buku.

Karya-karyanya ditulis dalam berbagai bahasa; bahasa Arab 32 buah, bahasa Melayu 22 buah, dan di bidang pentashihan 36 buah. Ia wafat di Mina ketika sedang melaksanakan ibadah haji pada tanggal 11 Zulhijah 1325 H/14 Januari 1908 M dan dimakamkan dekat makam Umul Mukminin ‘Siti Khadijah‘ di Ma‘la, Mekah, Saudi Arabia.

Pemikiran

Tidak disangkal bahwa adanya jaringan ulama Nusantara yang terbangun sejak abad 17 telah menunjang penyebaran keilmuan dan keintelektualan Islam di Melayu. Ulama-ulama tersebut ber­peran besar dalam menunjang kemajuan peradaban Islam. Salah seorang di antara ulama tersebut adalah Syekh Ahmad Al Fathani.

Menurut Mohd. Shaghir Abdullah (sejarawan sekaligus peneliti manuskripMelayu), peran serta Syekh Ahmad al-Fathani dalam me­nyebar­kan berbagai disiplin ilmu pengetahuan di daratan Melayu tidak dapat dianggap kecil. Sebab, selain menulis ratusan buku dalam berbagai disiplin ilmu dan pengetahuan yang telah tersebar di berbagai wilayah Nusantara, ia juga telah berjasa dalam mendidik banyak ulama, baik ulama yang berasal dari Indonesia, Pattani (Thailand Selatan), maupun dari Malaysia.

Di antaranya adalah KH. Muhammad Khalil (Madura, Indonesia), Syekh Basyuni Imran Maharaja Imam Sambas (Kalimantan Barat, Indonesia), Syekh Muhammad Mahfuz at-Tarmasi (Pacitan, Jawa Timur, Indonesia), Syekh Abdul Hamid (Asahan, Sumatera Barat, Indonesia), Tok Kelaba al-Fathani (Pattani, Thailand Selatan), Sultan Zainal Abidin III (Trengganu, Malaysia), Abdullah bin Musa (Mufti dan Hakim Johor, Malaysia), dan masih banyak lagi di antara mereka yang belum disebut di sini.

Menurut riwayat, Syekh Ahmad al-Fathani menguasai tidak kurang dari sepuluh bidang ilmu pengetahuan, di antaranya: pemikiran Islam dan Melayu, politik, pemerintahan, ekonomi, teknologi, pendidikan, pengobatan, kemasyarakatan, sejarah, geografi, sosiologi, kaligrafi, dan pertanian. Dari sekian disiplin ilmu pengetahuan yang dikuasainya tersebut, pemikiran tentang pengo­batan yang dituangkan dalam karyanya ‘Thayyib al-Ihsan fi Thib al-Insan‘ merupakan topik yang sangat menarik untuk dibicarakan. Sebab, metode pengobatan penyakit dengan menggunakan berbagai jenis tumbuhan dan tanaman (herbal) yang banyak diperbin­cang­kan belakangan ini, sebenarnya telah dikupas secara mendalam oleh ulama asal Pattani ini lebih dari 100 tahun yang lalu.

Sayangnya, sejarah tentang metode pengobatan yang ditulisnya tidak banyak diketahui oleh generasi sekarang.Dalam ka ryanya ‘Thayyib al-Ihsan fi Thib al-Insan‘, Syekh Ahmad al-Fathani mengemu­kakan beberapa pendapatnya tentang metode pengobatan di dunia Melayu. Ia menyarankan kepada raja-raja Melayu agar menyediakan dana untuk penelitian tentang berbagai spesis tumbuh-tumbuhan yang ada di wilayah kerajaan mereka.

Hal ini karena banyak tumbuhan dan tanaman yang dapat dijadikan obat untuk mengobati berbagai macam penyakit. Menurutnya, bangsa Eropa, Cina, India, dan bangsa-bangsa lain telah lama menggunakan tumbuh-tumbuhan yang ada di wilayah kerajaan Melayu sebagai bahan obat-obatan.

Menurut Syekh Ahmad al-Fathani, ilmu pengobatan merupakan ilmu yang mengajarkan kepada manusia tentang bagaimana cara menjaga kese­ha­tan dan mengobati segala penya­kit. Dengan demikian, tidak dapat dinafikan bahwa pengobatan dengan metode apapun memiliki kelebihan tersendiri.

Berkaitan dengan hal ini, ia mengutip hadis Nabi saw. yang mengatakan bahwa ada tiga perkara yang tidak boleh ditinggalkan oleh orang yang berakal: pertama, ilmu yang menjadi bekal hidup di akherat; kedua, pekerjaan yang menopang kehidupan dunia dan agama; ketiga, ilmu pengobatan (kedokteran) yang berguna untuk menghilangkan segala penyakit.

Melalui karyanya ‘Thayyib al-Ihsan fi Thibb al Insan‘, Syekh Ahmad al-Fathani juga me­ma­parkan sebab terjadinya suatu penyakit. Misalnya, seseorang yang menahan sendawa dapat menyebabkan batuk, badan menggigil, dan sakit jantung. Orang yang menahan dari menguap dapat mengakibatkan badan menggigil, suara parau, dan kulit mengkerut. Orang yang menahan bersin dapat menyebabkan sakit kepala, mata kabur, dan tuli.

Orang yang selalu dalam keadaan lapar dapat mengakibatkan tuli, mata kabur dan kepala pusing. Ia menganjurkan agar setiap orang menyegerakan makan pagi dan makan malam karena dapat memelihara kesehatan mata. Selain itu, ia juga menganjurkan setiap orang agar sesering mungkin untuk minum air hangat karena dapat menghindarkan dari batuk.

Pemikiran Syekh Ahmad al-Fathani yang tertuang dalam karyanya “Thayyib al Ihsan fi Thibb al Insan‘, merupakan hasil pembelajarannya dari metode pengobatan yang ditulis oleh Ibnu Sina dan metode pengobatan yang berkembang pada zamannya. Karya “Al Qanun fi al- Tibb” atau “Norma-norma Kedokteran” adalah sumbangan terbesar yang diberikan Ibnu Sina. Al Qanunboleh dikata sebagai ensiklopedi pengobatan yang sangat lengkap. Buku ini menelaah ulang pengetahuan kedokteran.

Ibnu Sina tidak hanya menggabungkan pengetahuan yang telah ada, tapi juga menciptakan karya-karya orisinal yang meliputi beberapa pengobatan umum, obat-obatan (760 macam), penyakit-penyakit mulai dari kepala hingga kaki, khususnya patologi (ilmu tentang penyakit) dan farma­kopeia (farmakope). Dengan demikian, tampak di sini bahwa Syekh Ahmad al-Fathani berusaha untuk menggabungkan antara metode pengobatan ala Ibnu Sina dan pengobatan tradisional yang menggunakan spesis tumbuh-tumbuhan (herbal) yang ada di wilayah kerajaan Melayu.

Karya-karya beliau.

Sebagai seorang ulama yang menguasai berbagai disiplin ilmu pengetahuan, Syekh Ahmad al-Fathani telah melahirkan lebih dari 160 judul buku, namun hanya sebagian kecil dari karyanya yang dapat dibaca hingga saat ini, di an­ta­ranya:

A. Karya-karya Syekh Ahmad al-Fathani yang berbahasa Arab, yaitu:

Al-Fatawa al-Fathaniyah ( jilid 1). Kuala Lumpur: Khazanah Fathaniyah, 1996.
Al-Fatawa al-Fathaniyah (jilid 2). Kuala Lumpur: Khazanah Fathaniyah, 1997.
Faridat al-Fara‘id fi ‘Ilm al-‘Aqa‘id. Kuala Lumpur: Khazanah Fathaniyah, 1996.
Jumanat al-Tauhid.
Munjiyatul ‘Awam li Manhaj al-Huda min al-Dzalam.
Minhaj al-Salam.
Hadiqat al-Azhar war Rayahin (jilid 1). Kuala Lumpur: Khazanah Fathaniyah, 1992.
Thayyib al-Ihsan Fi Thibbil Insan.
Tashil Nayl al-Amani fi Syarh al-‘Awamil al-Jurjani.
Mir‘at al-A‘aji.
Al-Tsimar al-Syahiyah fima la Yastaghni al-Mubtadi‘un ‘anhu min al-Masa‘il al-Nahwiyah.
Anbiyat al-Asma‘ wa al-Fa‘al.
Aqidat al-Najin.
Badru al-Tamam.
Bahjat al-Mubtadi‘in wa Farhat al-Mujtahidin.
Bisyarat al-‘Amilin wa Nadharat al-Ghafilin.
Ghayat al-Idrak fi al-‘Amal bi Kurat al-Aflak.
Al-Ibriz al-Sirf fi Fann al-Sarf.
‘Ilmu al-Isti‘arah.
‘Ilmu al-Sarf.
Manzumat al-‘Awamil.
Matn al-Madkhal fi ‘Ilmu al-Sarf.
Nazm Nur al-An‘am.
Al-Risalah al-Fahaniyah fi ‘Ilm an-Nahwi.
Risalah fi al-‘Amal bi Rub‘ al-Da‘irah.
Sabil al-Salam fi Syarh Hidayat al-‘Awamm.
Tadrij al-Sibyan ila Tasywiq al-Bayan.
Tahqiq Matn al-Sakhawi fi ‘Ilm al-Hisab.
Tahqiq Wasilat al-Tullab li Ma‘rifat A‘mal al-Layl wa al-Nahar bi Tariq al-Hisab.
Tasrih al-Ghawamil fi Syarh al-‘Awamil.
‘Unqud al-La‘ali‘.
‘Unwan al-Falah wa ‘Unfuwan al-Salah.
Luqtat al-‘Ajlan fima Tamassu ilayhi Hajat al-Insan.

B. Karya-karya Syekh Ahmad al-Fathani yang berbahasa Melayu, yaitu:

Badai‘uz Zuhur: Segugus Bunga Nan Indah (2 jilid). Kuala Lumpur: Khazanah Fathaniyah, 1997.
Tarikh Turki ‘Uthmaniyah.
‘Iqd al-Juma‘an.
Kamus Arab-Melayu dan Bunyi Perkataan Melayu.
Tarikh Lampung Pecah.

C. Karya-karya Tashih Syekh Ahmad Al-Fathani, yaitu:

Mathla‘ al-Badrain wa Majma‘ al-Bahrain.
Al-Kaukab al-Durriy fi al-Nur al-Muhammadiy.
Ad-Durr al-Basim fi Ashhabi al-Kahfi wa al-Raqim.
Kitabu al-Farqadain wa Jawahir al-‘Iqdain.
Bidayat al-Hidayah.

Penghargaan beliau.

Syekh Ahmad al-Fathani adalah salah satu ulama besar Melayu yang bermukim di Mekah, Saudi Arabia, yang dianggap sebagai pemikir terbesar dunia Melayu hingga saat ini. Ia pernah diberi kehormatan oleh pemerintah Turki untuk menjadi anggota tim ahli bahasa Arab dan Melayu pada tahun 1884 di Mekah. (Habib Ahmad bin Faqih basyaiban )

Ahad, 24 Jun 2012

ULAMA-ULAMA BESAR MADZHAB SYAFI'I DARI ABAD KE ABAD

ULAMA-ULAMA besar ber-madzhab Syafi'i dari abad ke abad banyak sekali, sehingga tak terhitung lagi banyaknya, karena madzhab ini sudah lama berkembang, pengaruhnya sudah amat luas pula, hampir diseluruh pelosok dunia Islam.

Imam Syafi'i wafat pada tahun 204 H. lebih 1000 tahun yg lalu.
Untuk menghitung dan menguraikan nama Ulama-ulama Syafi'i satu persatu sudah tentu membutuhkan satu buku besar.

Imam Tajuddin Subki (wafat 771H) dalam Kitabnya Tabaqatus Syafi'iyah al Kubra, juz I hal 26,menerangkan bahwa sudah ada Ulama-ulama Islam sebelumnya mengarang kitab ''Thabaqat Syafi'i'' yaitu kitab-kitab yg menerangkan Ulama-ulama Syafi'iyah dan Kitab-kitabnya dari abad ke abad.*
Di antaranya:
1. Muhammad bin Suleiman as Shu'luki (wafat: 440H) dengan judul Al Munahazzab fi Syuyukhil Madzhab.
2. Abu Thaib at Tabari, (wafat 450) dengan judul Mukhtasar.
3. Abu 'Ashil al Abbadi (wafat 458) dengan nama thabaqat.
4. Abi Ishaq as Syirazi (wafat 476H) dengan nama Mukhtasar.
5. Abu Muhammad al-Jurjani (wafat 489H) dengan nama At Thabaqat.
6. Imam Abu Muhammad Abdul Wahab bin Muhammad (wafat 500 H) dengan nama Tarekh al Fuqaha.*
7. Imam Abu Najib as Syahrawardi (wafat 563H) dengan nama Thabaqat.
8. Imam Ibnu Shalah (wafat 634H) dengan nama kitab Thabaqat. Demikian diterangkan oleh Imam Tajuddin Subki. Hanya disayangkan bahwa kitab-kitab Thabaqat itu tidak sampai di Indonesia.
Yg ada kita lihat hanyalah kitab Thabaqatus Syafi'iyah al Kubra karangan Tajuddin Subki 6 juz 3 jilid,dicetak oleh Mathba'ah Husainiyah Kairo tahun 1324 H. dan cetakan baru pada Mathba'ah Isa al Babil Halabi Kairo tahun 1383 H. Dan sesudah abad Tajuddin Subki,sudah banyak pula pengarang-pengarang,mengarang kitab-kitab Thabaqat.*
Diantaranya:
9. Syeikh Jamaluddin al Asnawi (wafat 772 H) dengan nama Thabaqat.
10. Syeikh Umar bin Bundar (wafat 672 H) dengan nama Thabaqat At Tafsili.
11. Al Hafizh Ibnu Katsir (wafat 774 H) mengarang juga kitab Thabaqat.
12. Syeikh Muhammad bin Hasan al Wasithi (wafat 776 H) dengan nama Mathalibul 'Aliyah fi Manaqibis Syafi'iyah.
13. Syeikh Syamsuddin Muhammad bin Abdurrahman Qadhi Shafad (wafat 780 H) mengarang juga Kitab Thabaqat.
14. Qadhi Syarifuddin,Abu Abdillah bin Quthub (wafat 800 H) mengarang Kitab Al Kafi fi Ma'rifati Ulama Madzhab Syafi'i.*
15. Syeikh Sirajuddin Umar bin Ali yg terkenal dengan nama Ibnul Mulqin (wafat 804 H) dengan judul Al Aqdul Mudzahab fi Thabaqat Hamlatil Madzhab.
16. Alfirudzabadi (wafat 817 H) pengarang Kamus al Muhith mengarang juga kitab Thabqat, bernama Al Maqatul Arfa'iah.
17. Imam Taqiyuddin ad Dimsyaqi (wafat 851 H) mengarang juga kitab Thabaqat yg dibagi atas 29 tingkat.
18. Radhiyuddin Muhammad bin Ahmad al'Amiri (wafat 864 H) mengarang juga dengan nama Bahyatun Nashirin
19. Qadhi Quthubuddin Muhammad bin Muhammad Al Khaidhari (wafat 894 H) dengan judul Al Luma' al Alma'iyah.*
20. Syeikh Kamaluddin Abul Ma'ali (wafat 906 H) mengarang juga kitab Thabaqat.
21. Abu Bakar bin Hijayatullah (wafat 1014 H). mengarang Kitab Thabaqa Syafi'iyah.
22. Syeikhul Islam as Syarkawi (wafat 1227 H) mengarang Kitab Thabaqat yg menerangkan terjemahan Ulama-ulama Syafi'i dari tahun 900 sampai 1121 H.* Demikian yg dapat dicatat kitab-kitab Thabaqat yg dikarang oleh Ulama-ulama Syafi'iyah. Hanya disayangkan sebagai yg dikatakan diatas bahwa kitab-kitab itu tidak sampai ke Indonesia sehingga kita tidak dapat menikmatinya.

Disamping itu disyangkan lagi bahwa kitab Thabaqat Syafi'iyah dan Ulama-ulama bangsa Indonesia yg ber-Madzhab Syafi'i belum ada,sehingga sulit kita mencari tarekh Ulama-ulama Syafi'i bangsa Indonesia yg juga tidak sedikit jumlahnya.

Tetapi sungguhpun begitu dalam fasal ini akan kita kemukakan juga nama-nama bintang Ulama-ulama Syafi'i dari abad ke abad,yaitu nama-nama yg biasa didengar atau bisa kita baca dalam kitab-kitab Syafi'iyah yg beredar di Indonesia.*
Kita yakin bahwa yg tidak tertulis disini ratusan kali lebih banyak dari yg tertulis,sebagai yg kita katakan diatas,bahwa kalau ditulis semuanya pasti akan menjadi buku setebal 10 jilid.

Sesuai dengan qaedah usul fiqih,apa yg tidak dapat semuanya tidak ditinggalkan sebahagiannya.

Kami akan menguraikan nama-nama itu dengan membagi menurut ''abad wafatnya'' supaya dapat dilihat dengan nyata keagungan Madzhab Syafi'i ini dari abad ke abad dan supaya jangan lagi ada orang dinegeri kita ini yg menganggap remeh dan rendah Madazhab Syafi'i itu.

Kami mulai dengan abad ke III, yaitu dari abad wafatnya Imam Besar SYAFI'I Rhl.*
* ABAD-III Hijriyah *

1. ''Imam Syafi'i Rahimahullah'' (wafat 204H).

Nama lengkap beliau adalah ABU ABDILLAH MUHAMMAD bin IDRIS as SYAFI'I.
Lahir di Gazzah Palestina (150 H) dan wafat di Mesir(Kairo)(204 H).
Inilah Imam Besar, Mujtahid Muthlaq (Mujtahid Penuh) dalam Madzhab Syafi'i.*

2. ''Ar Rabi'i bin Sulaiman al Muradi''(wafat 270 H)
Beliau ini adalah murid langsung dari Imam Syafi'i Rhl.,di bawa dari Bagdad sampai ke Mesir. Lahir tahun 174H. (wafat tahun 270 H)
Beliau inilah yg membantu Imam Syafi'i Rhl. menulis kitab-kitabnya Al Umm dan kitab Usul Fiqih yg pertama di dunia, yaitu Kitab Risalah al Jadidah.

Berkata Muhammad bin Hamdan: ''Saya datang kerumah Rabi'i pada suatu hari,di mana di dapati di hadapan rumahnya 700 kendaraan membawa orang yg datang mempelajari kitab Syafi'i dari beliau''.
Ini suatu bukti bahwa Ar Rabi'i bin Sulaiman al Muradi adalah seorang yg utama,penyiar dan penyebar Madzhab Syafi'i Rhl.dalam abad-abad yg pertama.
Tersebut dalam kitab Al Majmu' halaman 70,kalau ada perkataan ''sahabat kita ar Rabi'i'' maka maksudnya adalah Ar Rabi'i bin Sulaiman al Muradi ini.

Didalam kitab Al Munadzab tidak ada Ar Rabi'i selain ar Rabi'i ini,kecuali satu Ar Rabi'i dalam masalah menyamak kulit yg bukan Ar Rabi'i ini,tetapi Ar Rabi'i bin Sulaiman al Jizi. (Beliau ini adalah sahabat Imam Syafi'i Rhl.juga.)*

3. ''Al Buwaithi'' (wafat 231 H)
Nama lengkap beliau adalah Abu Ya'kup Yusuf bin Yahya al Buwaithi,lahir di desa Buwaith (Mesir) wafat 231 H.
Beliau ini adalah murid langsung dari Imam Syafi'i Rhl.sederajat dengan Ar Rabi'i bin Sulaiman al Muradi.

Imam Syafi'i berkata: ''Tidak seorang juga yg lebih berhak atas kedudukanku melebihi dari Yusuf bin Yahya al Buwaithi''dan Imam Syafi'i Rhl. berwasiat,manakala beliau wafat maka yg akan mengantikan kedudukan beliau sebagai pengajar adalah Al Buwaithi ini.
Beliau menggantikan Imam Syafi'i Rhl.berpuluh tahun dan pada akhir umur beliau ditangkap lantaran persoalan ''fitnah Qur'an'',yaitu tentang makhluk atau tidaknya Qur'an yg digerakkan oleh kaum Mu'tazilah.

Akhirnya al Buwaithi ditangkap oleh Khalifah yg pro faham Mu'tazilah,lalu dibawa dengan ikatan rantai pada tubuhnya ke Bagdad. Beliau meninggal dalam penjara di Bagdad tahun 231 H.
Beliau Syahid karena mempertahankan kepercayaab dan i'tiqad beliau,yaitu i'tiqad kaum ahlussunnah wal jama'ah yg mempercayai bahwa Qur'an itu adalah Kalam Allah yg Qadim,bukan ''ciptaan Allah'',(makhluk).*

4. '' Al Muzany '' (wafat 264 H).
Nama lengkap beliau adalah Imam Abu Ibrahim,Ismail bin Yahya Al Muzany,lahir di Mesir 175 H dan 25 tahun lebih muda dari Imam Syafi'i Rhl.

Beliau adalah seorang ulama yg saleh,zuhud dan rendah hati. Beliau banyak mengarang kitab fiqih Syafi'iyah,seumpama:
1. Al Jami' al Kabir.
2. Al Jami' as Shagir.
3. Al Mukhtashar.
4. Al Mantsur.
5. At Targib fil Ilmu.
6. Kitabul Watsaiq.
7. Al Masail al Mu'tabarah.
8. Dan lain-lain.*

5 *Harmalah at Tujibi* (lahir tahun 166 H - wafat tahun 243 H.)
Nama lengkapnya Harmalah bin Yahya Abdullah at Tujibi,murid Imam Syafi'i Rhl.
Imam Syafi'i Rhl. pernah berkata tentang sahabatnya ini,bahwa Al Muzani adalah pembela Madzhabnya.

Setelah Imam al Buwaithi ditangkap maka al Muzany menggantikan kedudukannya dalam balakah Imam Syafi'i itu sampai beliau wafat pada tahun 264 H.(60 tahun terkemudian dari Imam Syafi'i Rhl.)
Beliau seorang Ulama besar penegak Madzhab Syafi'i yg menyusun kitab-kitab Madzhab Syafi'i.

Didalam Madzhab Syafi'i terkenal Kitab Harmalah,yaitu kitab karangan Imam Syafi'i Rhl. yg disusun oleh murid beliau ini,yaitu Harmalah bin Yahya.
Selain beliau ahli fikih Syafi'i yg terkenal,juga beliau ahli Hadits yg banyak menghafal hadits-hadits Nabi. Kabarnya beliau telah menghafal 10.000 hadits Nabi.
Diantara ahli-ahli hadits yg menjadi murid dari Harmalah ini,terdapat Imam Muslim yg terkenal,Imam Ibnu Qutaibah,Imam Hasan bin Sofyan.*

6. * Az Za'farani* (wafat 260 H).
Nama lengkap beliau ini adalah Imam al Hasan bin Muhammad Ash Shabah az Za'farani. Lahir di dusun Za'farani dan kemudian pindah ke kota Bagdad di mana di sini beliau belajar kepada Imam Syafi'i Rhl. Imam Az Za'farani adalah murid langsung dari Imam Syafi'i.

Imam Bukhari seorang ahli Hadits yg terkenal banyak mengambil Hadits dari az Za'farani ini tetapi beliau bukan menjadi orang Mujtahid dalam fiqih. Beliau tetap memegang Madzhab Imam Syafi'i Rahimahullah.
Dari beliau ini mengalirlah ajaran fiqih Syafi'i kepada Imam Bukhari yg terkenal sehingga beliau menganut Madzhab Syafi'i dalam syari'at dan ibadat.*

7. *AL KARIBISI * (wafat 245 H)

Nama lengkap beliau adalah Imam Abu 'Ali Husein bin 'Ali al Karibisi. Beliau juga seorang murid lansung dari Imam Syafi'i Rhl. sesudah terlebih dahulu menganut ajaran Imam Abu Hanifah(Hanafi) dan kemudian masuk dalam Madzhab Syafi'i. Beliau adalah menjadi tiang tengah dalam menegakkan fatwa dan aliran Imam Syafi'i Rhl.*

8. * AT TUJIBI * (WAFAT:250 H).

Ahmad bin Yahya bin Wazir bin Sulaiman at Tujibi Beliau adalah seorang Ulama yg belajar langsung dalam ilmu fiqih kepada Imam Syafi'i Rhl. Meninggal dan bermakam di Mesir.

9. *MUHAMMAD BIN SYAFI'I *
Muhammad bin Syafi'i,gelarnya Abu Utsman al Qadhi. Beliau adalah anak yg tertua dari Imam Syafi'i Rhl.
Pada akhir usia beliau menjabat kedudukan Qadhi di Jazirah dan wafat di situ tahun 240 H.*

10. * ISHAQ BIN RAHUYAH* (WAFAT 238 H)

Nama lengkap beliau adalah Ishaq bin Ibrahim bin Makhlad bin Ibrahim yg terkenal dengan nama Ibnu Rahuyah. Lahir tahun 166 H. wafat tahun 238 H.

Beliau belajat fiqih kepada Imam Syafi'i Rhl. Yg terkenal.Bukan saja dalam ilmu fiqih tetapi juga dalam ilmu Hadits. Imam Bukhari,Muslim,Abu Daud,Tirmidzi,Ahmad bin Hanbal,banyak mengambil hadist dari Ishaq bin Rahuyah ini.
Imam Nasai mengatakan bahwa Ibnu Rahuyah adalah Tsiqqah'',yaitu''dipercaya''*

11. * AL HUMAIDI *.

Nama lengkap beliau adalah Abdullah bin Zuber bin Isa,Abu Bakar al Humaidi. Beliau adalah juga murid langsung dari Imam Syafi'i Rahimahullah.
Beliaulah yg membawa dan mengembangkan Madzhab Syafi'i ketika di Mekkah,sehingga beliau diangkat menjadi Mufti Mekkah. Wafat di Mekkah pada tahun 219H.

Inilah diantaranya 11 orang murid langsung dari Imam Syafi'i Rhl. yg kemudian menjadi Ulama Besar dan tetap teguh memegang Madzhab Syafi'i.*
Dengan perantaraan beliau-beliau inilah Madzhab Syafi'i tersiar luas kepelosok-pelosok duni Islam terutama ke bagian Timur dari Hijaz,yaitu ke Iraq,ke Khurasan,ke Maawara an Nahr,ke Adzerbaiyan,ke Tabristan,juga ke Sind,ke Afganistan,ke India,ke Yaman dan terus ke Hadaramaut,ke Pakistan,India dan Indonesia.

Beliau-beliau ini menyiarkan Madzhab Syafi'i dengan lisan dan tulisan.selain dari itu ada dua orang murid Imam Syafi'i Rhl.,yaitu Ahmad bin Hanbal,(wafat 241H) yg kemudian ternyata membentuk satu aliran dalam fikih yg bernama Madzhab Hanbali. Yg kedua Syeikh Muhammad bin Abdul Hakam,seorang Ulama murid langsung dari Imam Syafi'i Rhl.yg ilmunya tidak kalah dari al Buwaithi. Beliau ini pada akhir umurnya berpindah ke Madzhab Maliki dan wafat dalam tahun 268H.di Mesir*
Ulama-ulama,murid yg langsung dari Imam Syafi'i Rhl.ini boleh dinamakan Ulama-ulama Syafi'iyah ''tingkatan pertama''. Ada ''tingkatan dua'',yaitu Ulama-ulama Syafi'iyah yg wafat dalam abad ke tiga juga,tetapi tidak belajar kepada Imam Syafi'i sendiri,melainkan kepada murid-murid Imam Syafi'i Rhl.

Ulama-ulama itu adalah->
12. * AHMAD BIN SYAYYAR AL MAWARDI *(WAFAT 268 H)

Nama lengkap beliau adalah Ahmad bin Sayyar bin Ayub Abu Hasan al Mawardzi.
Beliau adalah murid dari Ishaq bin Rahuyah dan Ulama-ulama Syafi'i yg lain,Ulama-ulama seperi Nasai,Ibnu Khuzaimah,Imam Bukhari dan lain-lain,mengambil ilmu kepada beliau.
Syeikh Ahmad bin Sayyar yg membawa dan mengembangkan Madzhab Syafi'i ke Marwin,ke Gazanah di India,ke Afganistan dan lain-lain.

Beliau adalah pengarang kitab ''Tarikh Marwin''*
13. *IMAM ABU JA'FAR AT TIRMIDZI* (WAFAT:295 H).

Nama lengkap beliau ini adalah Muhammad bin Ahmad bin Nashar,Abu Ja'far at Tirmidzi. Beliau adalah Ulama Besar Syafi'iyah di Iraq sebelum masanya Ibnu Surej.

Beliau mengarang sebuah kitab dengan judul ''Kitab Ikhtilaf Akhlis Shalat'' dalam usulluddin.*
14. *ABU HATIM AR RAZI *(WAFAT 277 H)

Nama lengkap beliau adalah Muhammad bin Idris bin Munzir bin Daud bin Mihram. Abu Hatim ar Razi,lahir tahun 195 H. Beliau adalah seorang Ulama Syafi'iyah yg besar,yg mengatakan bahwa beliau telah berjalan kaki mencari Hadits pada tingkat pertama sepanjang 1000 farsakh.

Beliau berjalan kaki dari Bahrein ke Mesir,ke Ramlah di Palestina,ke Damaskus,ke Inthakiah,ke Tharsus,kemudian kembali ke Iraq dalam usia 20 tahun.

Diantara guru beliau dalam fikih ialah Yunus bin Abdul A'ala,yaitu sahabat-sahabat Imam Syafi'i Rhl.*
15. * IMAM BUKHARI * (WAFAT 256 H)

Nama lengkap beliau Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Mughitah bin Bardizbah al Jufri al Bukhari. Lahir tahun 194 H. di Bukhara Asia Tengah.

Sejak kecil beliau sudah menghafal Al-Qur'an di luar kepala dan sangat menyukai mencari dan mendengar Hadits-hadits Nabi. Kemudian selama 16 tahun beliau menyusun dan mengarang kitab sahihnya yg berjudul kitab ''Sahih al Bukhari''

Beliau selalu berkelana ke daerah-daerah dan kota-kota negeri Islam ketika itu. Beliau belajar Hadits-hadits di negerinya dan kemudian pergi ke Balkha,ke Marwa,ke Nisabur,ke Rai,ke Basrah,ke Kufah,ke Mekkah,ke Madinah,ke Mesir,ke Damaskus,ke Asqalan dan lain-lain.

Perjalanan beliau ini adalah dalam rangka mencari ulama-ulama yg menyimpan hadits dalam dadanya untuk dituliskannya di dalam kitab yg ketika itu sangat kurang sekali.
Kitab sahih Bukhari itu adalah kitab agama Islam yg kedua sesudah Al-Qur'an. Hadits-hadits di dalamnya menjadi sumber hukum yg kuat dalam fiqih(hukum)Islam.

Pada mulanya beliau sampai menghafal hadits sebanyak 600.000 hadits yg diambilnya dari 1080 orang guru,tetapi kemudian setelah disaring dan disaringnya lagi,maka yg dituliskannya dalam Kitab Sahih Bukhari hanya 1275 hadits. Kalau disatukan hadits yg berulang-ulang disebutnya dalam kitab itu,jadinya berjumlah 4000 hadits yg kesemuanya hadits sahih dan diterima oleh seluruh dunia Islam,terkecuali oleh orang yg buta mata hatinya.

Diantara guru beliau dalam fiqih Syafi'i adalah Imam al Humaidi,sahabat Imam Syafi'i yg belajar fiqih kepada Imam Syafi'i ketika berada di Makkah al Mukarramah.
Juga beliau belajar fiqih dan Hadits kepada Za'farani dan Abu Tsur dan Al Karabisi,ketiganya adalah murid Imam Syafi'i Rhl. Demikian diterangkan oleh Imam Abu 'Ashim al Abbadi dalam kitab ''Thabaqaf''nya.

Beliau tidak banyak membicarakan soal fiqih,tetapi hampir semua pekerjaan beliau berkisar kepada hadits-hadits saja yg tidak mengambil hukum dari hadits-hadits itu.

Inilah suatu bukti bahwa beliau bukan Imam Mujtahid,tetapi ahli hadits yg didalam furu' syari'at beliau menganut Madzhab Syafi'i Rahimahullah.
Di dalam kitab ''Faidul Qadir'' syarah Jamius Shagir pada juz I hal. 24 diterangkan bahwa Imam Bukhari mengambil fiqih dari al Haimadi dan sahabat Imam Syafi'i yg lain.

Imam Bukhari tidak mengambil hadits dari Imam Syafi'i Rhl.karena beliau meninggal dalam usia muda,tetapi Imam Bukhari belajar dan mengambil hadits dari murid-murid Imam Syafi'i Rhl. Tetapi sungguh pun begitu,di dalam kitab sahih Bukhari ada dua kali Imam Syafi'i disebut,yaitu pada bab Rikaz yg lima dalam kitab Zakat dan pada bab Tafsir 'Araya dalam kitab Buyu'.(lihat Fathul Bari juz IV,hal 106 dan juz V hal.295).

Sabtu, 16 Jun 2012

Kenangan Terakhir : Almarhum Murabbi Tuan Guru Dato' Yahya Othman

 Tenangnya wajah orang beriman !
 
 Tuan Guru Nik Abdul Aziz turut menolong mengangakat usungan .

 Antara wasiat arwah sebelum menghembuskan nafas yg terakhir .

 Orang ramai berebut-rebut bagi mengusung jenazah beliau buat kali yg terakhir .

 Tuan Guru sebak tidak dapat menahan kesedihan apabila mengenangkan jasa arwah yg banyak membantu utk menegakkan perjuangan Islam .

 Seusai selesai solat jenazah . Turut kelihatan Ust Budak @ Ust Shamsul Zaman .

Tuan Guru Nik Abdul Aziz mengimami solat jenazah ke atas arwah .

AL-FATIHAH !

Jumaat, 6 April 2012

SUKA MELEWAT-LEWATKAN SOLAT???

Seseorang yang selalu berat nak bersolat fardhu, kenalah check dirinya dahulu. Sebab selalunya kalau kita dah rasa berat nak sembahyang, itu ada kaitan dengan dosa-dosa kita. Jadi bertaubatlah bersungguh-sungguh, moga-moga dengan itu Allah permudahkan kita untuk menyembahnya.
Hadis Berkenaan Melambatkan Solat Fardhu :

Saad bin Abi Waqas bertanya Rasulullah SAW mengenai orang yang melalaikan sembahyangnya maka jawab baginda : "Iaitu mengakhirkan waktu sembahyangnya dari waktu asalnya hingga sampai waktu sembahyang lain. Mereka telah mensia-siakan dan melewatkan waktu sembahyangnya, maka mereka diancam dengan neraka wail".

Ibn Abbas dan Said bin Al-Musaiyib turut mentafsirkan hadis di atas :"Iaitu orang yang melengah-lengahkan sembahyang mereka sehingga sampai kepada waktu sembahyang lain, maka bagi pelakunya jika mereka tidak bertaubat Allah menjanjikan mereka neraka jahanam tempat kembalinya".

Dalam hadis yang lain Rasulullah bersabda : "Sesiapa yang mengumpulkan dua sembahyang tanpa ada halangan, maka sesungguhnya dia telah memasuki pintu besar dari pintu dosa-dosa besar". (Riwayat Al-Hakim)- Sumber

Seksaan Bagi Oyang Yang Suka Melambatkan Waktu Dan Meninggalkan Solat : Mereka yang meninggalkan sembahyang akan menerima seksa di dunia dan di alam kubur tidak terlepas daripada tiga seksaan. Tiga jenis seksa di dalam kubur ialah :
Kubur akan menghimpit-himpit serapat yang mungkin sehingga berselisih tulang-tulang dada.

Dinyalakan api di dalam kuburnya dan api itu akan membelit dan membakar tubuhnya siang dan malam tiada henti-henti.

Akan muncul seekor ular yang bernama "Sujaul Aqra" dan ular itu berkata: "Allah menyuruh aku membelasah engkau kerana engkau mensia- siakan sembahyang Subuh."

Ia dipukul dari waktu Subuh hingga naik matahari, kemudian dipukul dan dihentak hingga terjunam ke perut bumi kerana meninggalkan sembahyang Zuhur. Kemudian dipukul lagi kerana meninggalkan sembahyang Asar, begitulah seterusnya dari Asar ke Maghrib, dari Maghrib ke waktu Isyak dan seterusnya hingga ke waktu Subuh semula. Demikianlah berterusan seksaan oleh Sajaul Aqra hinggalah hari Kiamat.

Petua Mengatasi Tabiat Suka Melambatkan Waktu Solat Fardhu :
• Sembahyang sebaik-baik sahaja masuk waktu sembahyang.
• Set jam waktu solat kek alarm clock pada handphone anda.
• Tampalkan poster poster berkaitan dosa meninggalkan solat pada dinding bilik.
• Hentikan aktiviti blogging, facebook, twitter, dan chatting dan terus tunaikan solat.
• Ingatlah bahawa Syaitan tu sentiasa berusaha untuk menyesatkan manusia, supaya manusia jadi orang yang terkutuk di akhirat nanti.
• Sentiasa ingat bahawa mati itu tidak dapat diramal. Kalau tak sempat solat lepas tu tetibe mati pulak, KANTOI!!!

Ahad, 1 April 2012

Khutbah Nabi Mengenai Dajjal

Dari Abi Umamah Al-Bahiliy, beliau berkata: "Rasululah s.a.w telah
berkhutbah di hadapan kami. Dalam khutbahnya itu Baginda banyak menyentuh
masalah Dajjal. Baginda telah bersabda: "Sesungguhnya tidak ada fitnah
(kerosakan) di muka bumi yang paling hebat selain daripada fitnah yang
dibawa oleh Dajjal. Setiap Nabi yang diutus oleh Allah SWT ada mengingatkan
kaumnya tentang Dajjal. Aku adalah nabi yang terakhir sedangkan kamu adalah
umat yang terakhir. Dajjal itu tidak mustahil datang pada generasi
(angkatan) kamu. Seandainya dia datang sedangkan aku masih ada di
tengah-tengah kamu, maka aku adalah sebagai pembela bagi setiap mukmin.
Kalau dia datang sesudah kematianku, maka setiap orang menjaga dirinya. Dan
sebenarnya Allah SWT akan menjaga orang-orang mukmin.


"Dajjal itu akan datang nanti dari satu tempat antara Syam dan Irak. Dan
mempengaruhi manusia dengan begitu cepat sekali. Wahai hamba Allah, wahai
manusia, tetaplah kamu. Di sini akan saya terangkan kepada kamu ciri-ciri
Dajjal, yang belum diterangkan oleh nabi-nabi sebelumku kepada umatnya.

"Pada mulanya nanti Dajjal itu mengaku dirinya sebagai nabi. Ingatlah,
tidak ada lagi nabi sesudah aku. Setelah itu nanti dia mengaku sebagai
Tuhan. Ingatlah bahawa Tuhan yang benar tidak mungkin kamu lihat sebelum
kamu mati. Dajjal itu cacat matanya sedangkan Allah SWT tidak cacat, bahkan
tidak sama dengan baharu. Dan juga di antara dua mata Dajjal itu tertulis
KAFIR, yang dapat dibaca oleh setiap mukmin yang pandai membaca atau buta
huruf.

"Di antara fitnah Dajjal itu juga dia membawa syurga dan neraka. Nerakanya
itu sebenarnya syurganya sedangkan syurganya itu neraka, yakni panas.
Sesiapa di antara kamu yang disiksanya dengan nerakanya, hendaklah dia
meminta pertolongan kepada Allah dan hendaklah dia membaca pangkal surah
Al-Kahfi, maka nerakanya itu akan sejuk sebagaimana api yang membakar Nabi
Ibrahim itu menjadi sejuk.

"Di antara tipu dayanya itu juga dia berkata kepada orang Arab: "Seandainya
aku sanggup menghidupkan ayah atau ibumu yang sudah lama meninggal dunia
itu, apakah engkau mengaku aku sebagai Tuhanmu?" Orang Arab itu akan
berkata: "Tentu." Maka syaitan pun datang menyamar seperti ayah atau
ibunya. Rupanya sama, sifat-sifatnya sama dan suaranya pun sama. Ibu
bapanya berkata kepadanya: "Wahai anakku, ikutilah dia, sesungguhnya dialah
Tuhanmu."

"Di antara tipu dayanya juga dia tipu seseorang, yakni dia bunuh dan dia
belah dua. Setelah itu dia katakan kepada orang ramai: "Lihatlah apa yang
akan kulakukan terhadap hambaku ini, sekarang akan kuhidupkan dia semula.
Dengan izin Allah orang mati tadi hidup semula. Kemudian Laknatullah Alaih
itu bertanya: "Siapa Tuhanmu?" Orang yang dia bunuh itu, yang kebetulan
orang beriman, menjawab: "Tuhanku adalah Allah, sedangkan engkau adalah
musuh Allah." Orang itu bererti lulus dalam ujian Allah dan dia termasuk
orang yang paling tinggi darjatnya di syurga."

Kata Rasulullah s.a.w lagi: "Di antara tipu dayanya juga dia suruh langit
supaya menurunkan hujan tiba-tiba hujan pun turun. Dia suruh bumi supaya
mengeluarkan tumbuh-tumbuhannya tiba-tiba tumbuh. Dan termasuk ujian yang
paling berat bagi manusia, Dajjal itu datang ke perkampungan orang-orang
baik dan mereka tidak me-ngakunya sebagai Tuhan, maka disebabkan yang
demikian itu tanam-tanaman dan ternakan mereka tidak menjadi.

"Dajjal itu datang ke tempat orang-orang yang percaya kepadanya dan
penduduk kampung itu mengakunya sebagai Tuhan. Disebabkan yang demikian
hujan turun di tempat mereka dan tanam-tanaman mereka pun menjadi.

"Tidak ada kampung atau daerah di dunia ini yang tidak didatangi Dajjal
kecuali Makkah dan Madinah. Kedua-dua kota itu tidak dapat ditembusi oleh
Dajjal kerana dikawal oleh Malaikat. Dia hanya berani menginjak pinggiran
Makkah dan Madinah. Namun demikian ketika Dajjal datang ke pergunungan di
luar kota Madinah, kota Madinah bergoncang seperti gempa bumi. Ketika itu
orang-orang munafik kepanasan seperti cacing dan tidak tahan lagi tinggal
di Madinah. Mereka keluar dan pergi bergabung dengan orang-orang yang sudah
menjadi pengikut Dajjal. Inilah yang dikatakan hari pembersihan kota
Madinah.

Dalam hadis yang lain, "di antara fitnah atau tipu daya yang dibawanya itu,
Dajjal itu lalu di satu tempat kemudian mereka mendustakannya (tidak
beriman kepadanya), maka disebabkan yang demikian itu tanam-tanaman mereka
tidak menjadi dan hujan pun tidak turun di daerah mereka. Kemudian dia lalu
di satu tempat mengajak mereka supaya beriman kepadanya. Mereka pun beriman
kepadanya. Maka disebabkan yang demikian itu Dajjal menyuruh langit supaya
menurunkan hujannya dan menyuruh bumi supaya menumbuhkan
tumbuh-tumbuhannya. Maka mereka mudah mendapatkan air dan tanam-tanaman
mereka subur."

Dari Anas bin Malik, katanya Rasulullah s.a.w bersabda: "Menjelang turunnya
Dajjal ada tahun-tahun tipu daya, iaitu tahun orang-orang pendusta
dipercayai orang dan orang jujur tidak dipercayai. Orang yang tidak amanah
dipercayai dan orang amanah tidak dipercayai."

Dari Jabir bin Abdullah, katanya Rasulullah s.a.w ada bersabda: "Bumi yang
paling baik adalah Madinah. Pada waktu datangnya Dajjal nanti ia dikawal
oleh malaikat. Dajjal tidak sanggup memasuki Madinah. Pada waktu datangnya
Dajjal (di luar Madinah), kota Madinah bergegar tiga kali. Orang-orang
munafik yang ada di Madinah (lelaki atau perempuan) bagaikan cacing
kepanasan kemudian mereka keluar meninggalkan Madinah. Kaum wanita adalah
yang paling banyak lari ketika itu.

Itulah yang dikatakan hari pembersihan. Madinah membersihkan kotorannya
seperti tukang besi membersihkan karat-karat besi."

Diriwayatkan oleh Ahmad, hadis yang diterima dari Aisyah r.a. mengatakan:
"Pernah satu hari Rasulullah s.a.w masuk ke rumahku ketika aku sedang
menangis. Melihat saya menangis beliau bertanya: "Mengapa menangis?" Saya
menjawab: "Ya Rasulullah, engkau telah menceritakan Dajjal, maka saya takut
mendengarnya." Rasulullah s.a.w berkata: "Seandainya Dajjal datang pada
waktu aku masih hidup, maka aku akan menjaga kamu dari gangguannya. Kalau
dia datang setelah kematianku, maka Tuhan kamu tidak buta dan cacat."

Dari Jabir bin Abdullah, katanya Rasulullah s.a.w bersabda: "Dajjal muncul
pada waktu orang tidak berpegang kepada agama dan jahil tentang agama. Pada
zaman Dajjal ada empat puluh hari, yang mana satu hari terasa bagaikan
setahun, ada satu hari yang terasa bagaikan sebulan, ada satu hari yang
terasa satu minggu, kemudian hari-hari berikutnya seperti hari biasa."

Ada yang bertanya: "Ya Rasulullah, tentang hari yang terasa satu tahun itu,
apakah boleh kami solat lima waktu juga?" Rasulullah s.a.w menjawab:
"Ukurlah berapa jarak solat yang lima waktu itu." Menurut riwayat Dajjal
itu nanti akan berkata: "Akulah Tuhan sekalian alam, dan matahari ini
berjalan dengan izinku. Apakah kamu bermaksud menahannya?" Katanya sambil
ditahannya matahari itu, sehingga satu hari lamanya menjadi satu minggu
atau satu bulan.

Setelah dia tunjukkan kehebatannya menahan matahari itu, dia berkata kepada
manusia: "Sekarang apakah kamu ingin supaya matahari itu berjalan?" Mereka
semua menjawab: "Ya, kami ingin." Maka dia tunjukkan lagi kehebatannya
dengan menjadikan satu hari begitu cepat berjalan.

Menurut riwayat Muslim, Rasulullah s.a.w bersabda: "Akan keluarlah Dajjal
kepada umatku dan dia akan hidup di tengah-tengah mereka selama empat
puluh. Saya sendiri pun tidak pasti apakah empat puluh hari, empat puluh
bulan atau empat puluh tahun. Kemudian Allah SWT mengutus Isa bin Maryam
yang rupanya seolah-olah Urwah bin Mas'ud dan kemudian membunuh Dajjal
itu."

Dan menurut ceritanya setelah munculnya Dajjal hampir semua penduduk dunia
menjadi kafir, yakni beriman kepada Dajjal. Menurut ceritanya orang yang
tetap dalam iman hanya tinggal 12,000 lelaki dan 7,000 kaum wanita.

Wallahu A'lam.

Jumaat, 20 Mei 2011

ALLAH WUJUD TANPA BERTEMPAT

"Allah Maujud Bila Makkan" !! Alhamdullillah . Sudah lama tidak berpeluang utk online . Namun pada hari ini , dengan izin dan inayah-Nya sekali lagi saya ingin berkongsi sedikit ilmu yg saya telah saya pelajari seusai tamatnya SPM 2010 . Dgn kesibukan masa menuntut ilmu di sekolah (Form 6) , tambah lg dgn pengajian tallaqqi Qiraat setiap malam mungkin sedikit sebanyak membantutkan masa saya utk ber-blog . Namun Allah Maha Bijaksana . Dia lebih tahu apa yg terbaik utk saya . Disebabkan itulah setiap hari saya mulakan hari saya dgn pengisian agama . Pergi sekolah jgn lupa agama , naik motor jgn lupa agama , makan minum dahulukan sunnah dalam beragama . Pendek kata hidup saya tidak lengkap tanpa agama : Islam . Innaddina indallahil islam...." Namun ramai orang tidak mengerti akan pendirian saya . Otak saya otak agama . Apa yg bertentangan dgn agama semuanya saya tentang , hatta guru saya pun saya berani tegur asalkan terlepas dari dosa .

Kalau dulu ada guru mempertikai kenapa baca doa panjang ?? Apa faedahnya baca panjang-panjang kalau orang lain tak faham makna ?? -kata guru tersebut- . Saya memperbetulkan keadaan dgn menegur , biasalah tiada istilah belembut dalam beragama . Tapi balik-balik, saya juga yg kena marah . Kena banned lagi dari baca doa. Takper ... Allah ada .


Eh,dah masuk topik laen pulak , berbalik pada qasad sebenar . Sayyidina Ali Karramallhu wajhah menyebut : "Kufur jika mengatakan Allah ada dimana-mana dan mbertempat . Allah wujud tanpa bertempat" . Inilah 'aqidah Ahlissunnah waljama'ah yg cuba saya terpakan disini . Mari sama-sama kita berkongsi ilmu yg saya pelajari dari tok guru saya tentang keberadaan Allah yg tidak bertempat . (berdasarkan apa yg saya ketahui)

ULAMA` NUSANTARA BERKATA :-

1. Al-Shaykh Daud ibn Abdullah al-Fatani berkata dalam kitabnya al-Durrur al-Thamin[2]:“Maka wajib atas mukallaf menafikan daripada Allah Tuhan sekalian alam daripada serupaiakan Dia dengan segala yang baharu seperti jirim dan `arad dan yang melazimkan bagi jirimdan `arad (dan) lazim bagi jirim itu empat perkara iaitu baharu dan bersusun dan mengambillapang (ruang atau tempat) dan qabul bagi `arad seperti maqadir (ukuran dan sukatan) danjihah (arah) dan zaman dan hampir dan jauh dan kecil dan besar dan bersentuh dan bergerak dan diam…”.

2. Al-Shaykh `Abdus-Samad ibn al-Falimbani (W. 1206 H) berkata dalam kitabnya Hidayatal-Salikin [3]:“Maha suci Allah ta`ala daripada pindah dan bergerak dan mengambil tempat dan bertempatyang tertentu pada suatu benua dan berpihak dengan pihak yang tertentu... tiada meliputi akanAllah ta`ala itu oleh tempat… dan tiada menentukan Allah ta`ala itu oleh zaman… adalahAllah itu dahulu daripada bahawa Ia menjadikan akan zaman dan tempat dan adalah Allahta`ala sekarang atasnya iaitu ada Ia sedia tiada berubah-ubah daripada sedia-Nya”.

3. Al-Shaykh Zayn al-`Abidin bin Muhammad Al-Fatani yang masyhur dengan panggilanTuan Minal berkata dalam kitabnya `Aqidah al-Najin fi `Ilm Usul al-Din[4]:“(Mukhalafatuhu lil-hawadith) ertinya bersalahan Allah ta`ala bagi segala yang baharu;ertinya tiada bersamaan Allah ta`ala bagi segala yang baharu, maka diketahui daripada yangdemikian itu menafikan jirim dan `arad dan kulliyyah dan juz’iyyah dan segala yang lazimbagi segala perkara itu. Dan yang lazim bagi jirim empat perkara pertama baharu dankeduaan bersusun dan ketiga mengambil lapang [ruang atau tempat] dan keempat menerimabagi `arad…”.

4. Tuan Minal al-Fatani dalam kitabnya Irshadul-`Ibad ila Sabilir-Rashad[5] berkata lagi:“…Dan bahawasanya Allah ta`ala Maha Suci daripada zaman dan makan yakni tiada laluatas-Nya oleh masa dan tiada ditentukan dengan suatu tempat seperti barang yangdiiktikadkan oleh orang yang jahil dan yang sesat bahawasa Allah ta`ala di dalam fu’ad kitaMaha Suci Allah ta`ala daripada demikian itu dan Maha Suci daripada menyerupai bagiakwan tiada meliputi dengan Dia oleh segala pihak dan tiada mendatangkan Dia segala yangbaharu. Bersamaan Ia atas Arasy atas wajah yang difirman-Nya dan atas makna yang dikehendaki-Nya akan dia akan sebagai bersamaan yang berpatutan dengan kebesaran-Nyadan ketinggian kepujian-Nya dan kebesaran-Nya…”.

5. Al-Shaykh Muhammad Zayn ibn al-Faqih Jalal al-Din al-Ashi berkata dalam kitabnya Bidayah al-Hidayah Sharh Matn Umm al-Barahin[6]:“…(Dan kelima) mustahil Allah ta`ala itu berhad dengan sesuatu tempat seperti pada Arasydan lainnya atau masa seperti lalu atas-Nya siang dan malam…”.

6. Al-Shaykh Muhammad ibn Isma`il Daud al-Fatani berkata kitabnya Matla` al-Badraynwa Majma` al-Bahrayn[7]:“Dan setengah daripada yang mustahil pada hak Allah ta`ala dua puluh sifat dan iaitu segalalawan dua puluh sifat; pertama dan iaitu (`adam) ertinya tiada (dan huduth) ertinya baharu…..(dan mumathalah dengan hawadith) ertinya menyerupai dengan yang baharu dengan bahawaada Ia berjirim ertinya mengambil Zat-Nya yang maha tinggi akan kadar daripada lapangatau ada Ia `arad yang berdiri dengan jirim atau ada Ia pihak bagi jirim atau bagi-Nya pihak atau berhad Ia dengan tempat…

Dari apa yg dapat difahami disini , jelaslah bahawa , WAJIB ke atas setiap mukallaf mepelajari ilmu ma'rifat . "awwaluddin ma'rifatullah" . Tok Guru saya pernah kata (TG HJ LUQMAN, waris Tok Kenali) , ketika beliau membahaskan kitab Hidayatus Sibyan Fi Ma'rifatil Islam wal Iman , katanya sesetengah ulama' berpendapat , SESEORANG MUKALLAF YANG TIDAK BERUSAHA MEMPELAJARI ILMU TAUHID , MAKA MATINYA BOLEH DIIJTIHADKAN MATI SEBAGAI SEORANG YG KUFUR . Maka takutilah wahai teman-teman akan pesanan ini .

HIDUP AHLUSSUNNAH WALJAMAAH !!! BULL SHIT WAHABI !!!